Selasa, 27 September 2011

puisi sakit hati

skit hti ,dndam dan cinta,,syang dan bnci adalh sbgian dre pngalaman dan rsa....
dahaga yg mmbara ,krnduan yg brkobar ,kbncian yg mmbakar,and ksbran yg melepuh adalh arti sbuah rasa
mrah dan dendam akan mnghiasi relung dn ruang dlam stiap khampaan hdupmu ,jk kau tlah lelah
dan tak than ge mnghadapi orang yg mnyalakan api kbncian
snang gmbira and ceria akan mnylimuti jwa mu
jk rsa ntu hdir and brsemayam dalam stiap lngkah
dan jlan hdupmu yg pnuh tantangan                                                  by;  jhunike sihombing


D!r!mU dan AkU

oleh Jusman Marbun pada 23 Juli 2011 jam 22:12
 
Jika suatu saat aku pergi dari hadapanmu, masihkah kamu mau mengingatkanku ataukah kamu akan mencoba melupakanku...

Jika suatu saat aku menghampirimu, apakah kamu akan menjauh dari pandanganku...

jika suatu kali aku menyapamu, apakah respon dari hatimu menyatu dalam jiwaku...

Jika aku pergi nanti jangan pikir aku melupakanmu dan menjauh darimu, aku pergi untuk mendapatkan mu berjanjilah S.E.T.I.A. Padaku...

hampa....tanpa bulan...

oleh          Jusman Marbun                                                        19 Juni 2011 jam 1:38
 
Ingin ku katakan selamat malam pada mu

sedang aku tahu kau tidak di sini bersama ku,

tapi bermil-batu jauhnya, dr ku

Hatiku begitu kosong dan kesepian tanpa mu

Saat aku menghapus air mata ,ku cuba untuk bersembunyi.

Aku coba memejamkan mata dan melupakan mu seketika.

Tetapi dengan kesedihan di dalam aku mula menangis.

Tiba-tiba aku ingat apa yang pernah kau katakan pada ku

pandanglah bintang bila kau rindu pada ku

tataplah bulan bila kau ingin betemu..aku terus dan terus menunggu tanpa jemu

Ketika jarak cenderung membuat kita terpisah,

aku akan tetap mempertahankan mu senantiasa ada di hati ku

Ketika malam bersama-sama, tidak boleh menjadi milik kita,

Hanya menutup mata kau dan aku bertemu di atas hamparan bintang-bintang itu .

ku terbayang senyum mu,mengantar tidur ku

Dan dengan lembut ku tutup mata ku,terasa kau dekat dg ku

betapa indah taburan bintang,mengihiasi gelapnya malam

Tapi kau tidak ada….., tidak ada…dlm pelukan …

Aku duduk sendiri menunggu, dengan harapan dalam hatiku,

Tidak lagi ingin disimpan kesepian…yg memanjang..

Tiba-tiba di kejauhan, bayangan yang muncul,di depan ku

Sebuah air mata gulungan di wajah ku dan gambar wajah mu terlihat jelas.

dalam fikiran ku…AKU MERINDUI MU…

duniaku

oleh  Jusman Marbun   
                                                                                  04 Juni 2011 
        
apakah kehidupan ini bisa hidup tanpa kata “kamu”..
apakah keindahan ini bisa nampak tanpa kata “kamu”..
apakah bahagia ini juga bisa ada tanpa “kamu”..
dan apakah juga hati ini akan bersandar tanpa kata “kamu”..

sungguh aku ingin itu terjadi..
“kamu” sebuah kata yang tak pantas lagi ada disini..
“kamu” yang udah tak lagi indah di lisan ini..
“kamu” yang tak lagi unik dalam pikiran ini..
dan “kamu” yang tak lagi sejuk sa’at hati ini mengingini..
apakah kamu sebaik yang ada dalam fikiran ini..

“kamu” indah saat aku mencari
“kamu” nyaman saat aku didampingi..
dan kamu, kamu, kamu, kamu..
sa’at sedang jatuh dan menunggu..
hanya “kamu”..

ah masa bodoh dengan kamu..
yang aku tau, aku sedikit bahagia karenamu..
tak lebih menyenangkan dari berada di bawah awan kelabu..
taukah engkau maksudku..
Aku mencintaimu..

PUISI SEHAT

                                                                                                                                                                              Senin, 26 September 2011

RUMAHKU ISTANAKU

Dari kerikil dan bebatuan
Dari kayu dan peralatan
Terangkai bentuk kokoh berdiri

Menghalau panas,dan terik sang surya
Meredam dingin, angin membeku

Menjadi tempat cinta terjalin
Menjadi tempat cita terikrar
Menjadi saksi sebuah perdebatan
Menjadi saksi sebuah perdamaian

Disini, aku ada,….tinggaL
Disini aku berdiri, tegar

Menyelimuti jiwa, menerangi gelap
Membalut luka dan menyembuhkan duka

Disini,aku tertawa..riang
Dan menangis, haru

Juga jerit sikecil merdu, memecah hening siang
Dan memecah sunyi malam

Disini aku berpijak tumpu, dan berbaring lemas
Dari yang serba menjadi serbi
Dari yang titik menjadi hampar
Begitu damai, engkau rupawan
Melindungi dan memeluki, aku erat.

Dari awal terbit, sampai akhir tenggelam
Sabar menunggu dan menanti pasti…
Tiada lelah dan tak pernah dahaga
Atau bahkan marah apalagi murka
Setia dalam bentuk,pasti dalam guna
Itulah engkau, rumahku tercinta.

                                                                                            by; JUSMAN MARBUN



                                                                                                                                                               Selasa, 02 September 2011


AKU hanya AKU

Ketika peluru menembus kulitku,
Aku hanya tersenyum, malu

Ketika Halilintar menyambar tubuhku,
Aku hanya terkaget dan kemudian tersipu

Ketika Ombak menghantam perahuku,
Aku hanya diam dan terpaku

Dan ketika Topan Badai menerpaku,
Aku hanya tertawa dan kemudian membisu

Ketika pusaran badai menelanku,
Meluluh lantakkan aku,
Aku tidak menangis dan tidak mengaduh
Aku tidak mengeluh dan mengharu biru
Aku juga tidak berteriak dan memekik pilu
Semua kulalui tanpa ragu.

Sekedar aral, dan badai
Sekedar semak juga belukar
Sekedar caci dan juga maki
Sekedar masalah dan juga problema

Tak berarti pasti
Tak bermakna arti
Semua kulewati, sekali lagi
Tanpa pilu, ratap dan haru

Lelah juga tak mengusikku
Letih pun tak menggangguku
Karena aku terus maju,
Dan berpacu dalam waktu

Tapi suatu ketika
Aku ternyata hanyalah aku
Berpikir tentang sisi lain hidupku
 

Kalau aku hanyalah aku
Manusia biasa yang bukan apa apa
 

Aku hanyalah aku
Yang sebenarnya punya sisi pilu, juga kelabu
Dan bisa membuat aku layu
 

Hanya ternyata kembali aku berpikir
Kalau aku hanyalah aku
Yang tidak bisa selalu tertancap paku
Yang bisa meneteskan airmata kelu
Dan juga menangis haru.

Karena aku hanyalah sesosok tubuh
Berselimut jiwa yang juga bisa rapuh
Sayu, dan akhirnya layu
 

Maklumilah aku,
Karena aku hanyalah aku.
Dan kecil dihadapan Tuhanku




by ;Jusman marbun